I. Pendahuluan
Banyak orang mempunyai pandangan yang salah
tentang motivasi, Mereka berpikir bahwa termotivasinya seseorang memang berasal dari sifat
lahiriahnya. Banyak
para pemimpin atau manajer sebuah organisasi berpikir bahwa karyawan atau bawahan yang
malas adalah sebuah harga mati yang tak dapat dirubah.
Dengan berjalannya waktu, kita menyadari bahwa ternyata termotivasinya karyawan atau bawahan itu dapat dipelajari
serta dapat ditingkatkan.
Motivasi dipengaruhi oleh interaksi seseorang terhadap sesamanya serta situasi tempat dia bekerja. Termotivasinya
karyawan sangatlah membantu sebuah organisasi untuk memcapai visi dan misinya
secara efisien dan efektif. Maka dari itu dalam makalah ini kami selaku
kelompok lima mau memaparkan teori dan langkah-langkah untuk meningkatkan
motivasi. Diharapkan dapat memberikan pengertian lebih jelas tentang motivasi.
II. Motivasi
Kata dasar motivasi adalah “motif” yang mempunyai arti
daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Agar seseorang
terdorong untuk melakukan suatu tugasnya dengan baik dia harus termotivasi. Orang
yang sangat termotivasi akan mengerjakan tugas dan pekerjaannya dengan kerja
keras sebaliknya orang yang tidak termotivasi akan bekerja dengan malas-malasan.
Oleh karena itu seorang manajer dituntut dapat membuat situasi suasana tempat
bekerja senyaman mungkin agar setiap karyawan dapat merasa nyaman dalam
bekerja.
II.1. Pengertian Motivasi
Motivasi menurut Hasibuan adalah sebagai
suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara
berhasil, sehingga tercapai keinginan para pegawai sekaligus tercapainya tujuan
organisasi.[1]
Jadi motivasi dapat disimpulkan menjadi
daya pengerak diri yang membuat seseorang aktif melakukan sesuatu sesuai tujuan
yang ingin ditujunya. Motivasi timbul dikarenakan seseorang memerlukan sesuatu
untuk memenuhi kebutuhan hidupnnya. Ada dua factor dorongan pada manusia yang
membuatnya termotivasi:
a. Motivasi finansial, yaitu dorongan yang dikarenakan kebutuhan
financial.
b. Motivasi nonfinansial, yaitu dorongan yang dikarenakan kebutuhan
pisikologi contohnya pujian.
II.2. Jenis-Jenis Motivasi
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik
adalah keinginan bertindak yang disebsbkan adanya faktor pendorong dari dalam
individu. Contoh: siswa belajar Bahasa Inggris baik lisan atau tulisan, bukan
untuk mendapatkan ijazah atau pujian orang tua.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik
adalah materi yang kebenarannya disebabkan karena penggaruh rangsangan dari
luar. Tipe motivasi ekstrinsik ini mempunyai tujuan utama individu dalam
melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan yang terletak di luar aktivitas
bekerja atau tujuan tidak terlibat dalam aktivitas bekerja.
II.3. Teori-Teori
Motivasi [2]
a. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)[3]
Abraham H. Maslow
mengemukakan bahwa motivasi mempunyai dua hirarki kebutuhan yaitu hirarki
kebutuhan rendah (lower order needs)
yang terdiri atas :
·
Kebutuhan fisiologikal (physiological
needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex;
·
Kebutuhan rasa aman (safety
needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental,
psikologikal dan intelektual;
·
Kebutuhan akan kasih sayang (love
needs) dan kebutuhan rendah (lower order need) yang terdiri atas.
Hirarki kebutuhan
tinggi (higher order needs) yang terdiri atas:
·
Kebutuhan akan harga diri (esteem
needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status;
·
Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi
seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga
berubah menjadi kemampuan nyata.
Perlu dipahami bahwa setiap
individu adalah unik adanya merekan memerlukan kebutuhan yang berbeda beda
berdasarkan kebutuhannya. Dari teori yang disampaikan oleh Maslow juga jelas
terlihat bahwa setiap manusia tidak hanya memerlukan kebutuhan yang bersifat
materi tetapi juga memerlukan kebutuhan yang bersifat pskilogikal, mental,
intelektual dan spiritual.
Dengan berjalannya
waktu dan perkembangan organisasi yang pesat teori Maslow mengalami
pengoreksian. Pengkoreksian itu ditujukan pada istilah “hirarki” yang di ubah
menjadi “tingkatan”. Diumpamakan bahwa kebutuhan adalah anak tangga, jadi
maksudnya adalah kebutuhan diawali dari kebutuhan pertama terlebih dahulu lalu
bila kebutuhan pertama sudah bisa dipenuhi kebutuhan akan naik ke kebutuhan
kedua dan seterusnya.
b.
Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Teori
kebutuhan berprestasi yang dikemukakan oleh McClelland mengemukakan setiap
manusia mempunyai motivasi yang berbeda beda sesuai dengan kebutuhan
berprestasi orang tersebut. Seperti dituliskan Murray dalam bukunya, contoh
kebutuhan berprestasi adalah melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit, menguasai,
memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide. Melaksanakan
hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin, sesuai kondisi yang
berlaku. Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa
puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain. Dan
meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.
Tiga ciri umum orang yang
berprestasi tinggi (high achievers)
menurut McClelland adalah :
·
Menginginkan untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan
tinggi
·
Menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena
upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti
kemujuran misalnya; dan
·
Menginginkan feedback atau masukan dari hasil pekerjaannya.
c. Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG”)
Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG”.
Akronim “ERG” dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dalam tiga
istilah, yaitu:
·
E : Existence, kebutuhan akan eksistensi
·
R : Relatedness, kebutuhan ubtuk berhubungan
dengan pihak lain
·
G : Growth, kebutuhan akan pertumbuhan
Dari makna tiga
istilah tersebut tampak dua hal penting. Pertama, secara konseptual terdapat
persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh Maslow dan Alderfer,
karena:
a.
Existence dapat dikatakan identik dengan
hierarki pertama dan kedua dalam teori Maslow (physiological and safety needs).
b.
Relatedness senda dengan hierarki kebutuhan
ketiga dan keempat teori Maslow (love and
esteem needs).
c.
Growt
makna sama dengan hierarki kelima Maslow (self actualization).
Kedua, teori ERG memiliki elemen frustasi-regresi. Jika kebutuhan
tertentu tidak terpenuhi, individu akan menjadi frustasi, mundur ke level yang
lebih rendah dan mulai mengejar kebutuhan tersebut sekali lagi. Contoh, seorang
pekerja yang termotivasi oleh uang (eksistensi) baru saja mendapat kenaikan gaji
memadai untuk memenuhi kebutuhan eksistensi. Kemudian dia berupaya membina
lebih banyak pertemanan untuk memenuhi kebutuhan hubungan. Karena sejumlah
alasan, dia merasa tidak mungkin membangun pertemanan/persahabatan lebih baik
dengan orang lain di tempat kerja, dia akan frustasi dan mundur ke belakang
serta berusaha menghasilkan lebih banyak uang.
Terlihat bahwa teori
dari Alderfer hampir sama dengan teori Maslow. Yang membedakan adalah didalam teori
EGR Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan
pemuasannya didapatkannya secara
serentak.
d.
Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “Model Dua Faktor” dari
motivasi, yaitu faktor pemuasan (satisfier factors) dan faktor pemeliharaan (hygiene factors).
Menurut teori ini yang dimaksud faktor pemuasan adalah hal-hal yang
bersumber dari diri seseorang sendiri untuk berprestasi contohnya pekerjaan
seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam
karier dan pengakuan orang lain. Faktor pemeliharaan adalah faktor-faktor yang bersumber
dari luar contohnya status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang dengan
atasannya, hubungan seseorang dengan rekan kerjanya, kebijakan organisasi,
sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan system gaji yang
berlaku.
e. Teori Keadilan
Menurut J. Stacy Adams teori ini timbul dikarenakan adanya keinginan
seseorang mendapatkan keadilan dalam pekerjaannya. Bila seseorang merasa tidak
diperlakukan secara adil oleh perusahaannya maka ia akan termotivasi untuk
menghilangkan rasa ketidak nyamanannya itu. Karyawan akan mulai membanding
bandingkan pekerjaan dan penghasilannya dengan orang lain. Biasanya karyawan
membandingkan gaji dan jadwal liburannya dengan pekerjaan yang telah ia
lakukan.
Artinya, apabila
seorang karyawan mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak
memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
- Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau
- Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
f.
Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory)
Teori
penetapan tujuan menurut Locke adalah karyawan atau pekerja akan sangat
memotivasi apabila dilakukan dan diatur dengan benar. Untuk mendapatkan
keuntunggan dari teori ini maka karyawan, manager dan juga pihak perusahaan
harus bekerja sama merancang tujuan mereka bersama.
g.
Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )
Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu keinginan untuk
mencapai sesuatu yang diinginkan dan perkiraan seseorang itu ia akan mencapai
keinginannya itu dengan baik. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan
sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, ia akan berupaya
mendapatkannya.
Dengan kata lain teori ini mau mengatakan bahwa seseorang mempunyai
harapan yang sangat besar untuk memperoleh sesuatu maka ia akan sangat
terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan
memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan
menjadi rendah.
h.
Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
Teori
ini menekankan pada motivasi yang dipengaruhi dari faktor-faktor eksternal. B.
F Skinner mempopulerkan satu konsep yang disebut dengan “operant condition” ini
adalah suatu kondisi dimana suatu perusahaan menenukan sikap berdasarkan
prilaku yang dilakukan karyawan untuk perusahaannya.
Dalam hal ini berlakulah apa yang dikenal dengan “hukum pengaruh”
yang menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang
mempunyai konsekwensi yang menguntungkan dirinya dan meninggalkan perilaku yang
mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan.
Contoh teori penguatan dan modifikasi prilaku yang positif adalah
bila seorang akuntan yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan cepat dan tepat
mendapatkan pujian dari atasannya. Lalu pujian tersebut berakibat pada kenaikan
gaji yang dipercepat. Karena akuntan tersebut menyenangi konsekwensi yang ia
dapatkan makan ia akan menggulangi prilaku tersebut lagi. Tidak hanya
menggulanginya saja tetapi mungkin ia akan meningkatkan kemampuan dalam
melakukan tugasnya sehingga nantinya ia berharap akan mendapatkan konsekwensi
yang lebih baik lagi.
Contoh penguatan dan modifikasi prilaku yang negatif sebaliknya
ialah seorang karyawan yang sering datang terlambat mendapat teguran dari
atasannya dan dikenakan sanksi. Teguran dan sanksi tersebut dijadikan
konsekwensi negative karyawan yang diharapkan akan berpengaruh pada perubahan prilaku karyawan ,
yaitu datang tepat waktu di kantor.
i.
Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.
Dengan berkembangnya organisasi para pakar bersepakat menggabungkan
kelebihan dari setiap teori motivasi menjadi satu. Jad menurut teori ini motivasi
seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat
internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah : (a) persepsi
seseorang mengenai diri sendiri; (b) harga diri; (c) harapan pribadi; (d)
kebutuhaan; (e) keinginan; (f) kepuasan kerja; (g) prestasi kerja yang
dihasilkan.Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara
lain ialah : (a) jenis dan sifat pekerjaan; (b) kelompok kerja dimana seseorang
bergabung; (c) organisasi tempat bekerja; (d) situasi lingkungan pada umumnya;
(e) sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.
II.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi
sebagai proses batin atau proses psikologis yang terjadi pada diri seseorang,
sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Disamping faktor ekstern seperti
lingkungan kerja, pimpinan dan kepemimpinannya, dan sebagainya. Dan faktor
intern yang melekat pada setiap orang atau bawahan, seperti pembawaan, tingkat
pendidikan, pengalaman masa lalu, dan masa depan. Dalam hubungan ini ada
beberapa pandangan atau pendapat :[4]
a.
Menurut Lyman Porter dan raymond
Miles , ada tiga faktor utama yang
berpengaruh terhadap
motivasi :
·
Ciri-ciri pribadi seseorang ( individual
characteristics )
·
Tingkat dan jenis pekerjaan ( job
characteristics )
·
Lingkungan kerja ( work situation
characteristics )
b.
Menurut Douglas Mc. Gregor, yang memperkenalkan teori X dan teori Y. Berdasarkan teori tersebut ada dua
macam asumsi pendekatan terhadap manusia. Secara garis-garis besar kedua teori
tersebut memandang manusia sebagai berikut :
Teori X ( Tradisional )
|
Teori Y ( Potensial )
|
1.
Manusia pada dasarnya malas. Mereka memilih
untuk tidak mau mengerjakan apa-apa
2.
Manusia mengerjakan untuk uang dan mengejar
status
3.
Agar manusia dapat produktif harus ditakuti
untuk dipecat atau dihukum.
4.
Manusia adalah anak-anak yang tumbuh besar.
Mereka tergantung pada pimpinan
5.
Orang mengharap dan bergantung pada atasan, mereka
tidak berpikir unutk diir mereka sendiri
6.
Orang perlu diperintah, ditunjukan dan dilatih
dgn metode yang tepat
7.
Orang perlu pengawasan ketat untuk bekerja baik
dan menjauhkan kesalahan
8.
Orang hanya berminat terhadap kebutuhan
sendiri.
9.
Orang perlu instruksi khusus tentang yang harus
dikerjkaan.
10.
Orang senang
diperlakukan secara hormat
11.
Orang pada hakikatnya terkotak-kotak.
12.
Orang sulit berubah, mereka pilih tinggal pada
situasi lama.
13.
Kerja adalah promer dan harus dikerjkaan. Orang
dipilih dan dilatih untuk bekerja, Manusia harus mengabdi pekerjaan
14.
Orang terbentuk karena keturunan. Setelah
dewasa mereka merasa statis
15.
Orang perlu diilhami, didorong atau ditarik
untuk maju
|
1.
Manusia pada dasarnya aktif. Mereka merumuskan
tujuan dan mengejar cita-cita.
2.
Manusia mengejar kepuasan dalam bekerja, bangga
mencapai prestasi, terasa tantangan baru.
3.
Agar manusia produktif, mereka dirangsang untuk
mencapai tujuan mereka sendiri dan tujuan organisasi.
4.
Manusia biasanya dewasa salam pemikiran, punya
tanggung jawab dan kemampuan untuk memenuhi diri sendiri dan berdiri sendiri.
5.
Orang melihat dan merasa bahwa yang dibutuhkan
dapat dicapainya sendiri
6.
Orang yang mengerti dan paham apa yanng
dikerjakan dapat meningkatkan dan memperbaiki metode kerja sendiri
7.
Orang perlu pengakuan bahwa mereka dihargai
sebab tahu tanggung jawab dan bisa mengoreksi diri sendiri
8.
Orang ingin memberi arti pada hidupnya dengan
mengabdi pada masyarakat , negara dan bangsa
9.
Orang ingin meningkatkan pengertian terhadap
yang dilakukan dan lingkungannya
10.
Orang menghargai terhadap sesamanya
11.
Orang pada hakikatnya terintegrasi antara
bekerja dan mengisi waktu senggang
12.
Orang pada hakikatnya jenuh pada hal-hal yang
monoton dan rutin, mereka ingin menikmati pengalaman baru, pada hakikatnya
orang itu kreatif
13.
Orang ingin merealisasikan cita-citanya, kerja
harus dipolakan diubah dan diabadikan unutk manusia
14.
Orang selalu tumbuh dan berkembang. Tak pernah
terlambat untuk belajar.
15.
Orang perlu diberi kebebasan diberikan semangat
diajak dan dibantu unutk maju.
|
II.5. Tujuan Motivasi
Motivasi diberikan sebagai upaya memelihara semangat kerja
kariyawan agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan optimal. Motivasi ditunjukan
sebagai upaya mendorong dan merangsang pegawai untuk melakukan kegiatan
atautugasnya dengan rasakesadaran.sebagai upaya motivasi, pemimpin dapat
melakukan kegiatan untuk meningkatkan kegairahan, disiplin, kesejahteraan,
perestasi, moral kerja, tangung jawab terhadap tugas-tugas, produktivitas dan
efisiensi pegawai.
Hasibuan merinci tujuan pelaksanaan motivasi, yaitu:[5]
·
Mengubah prilaku pegawai sesuai dengan
keinginanan pemimpin.
·
Meningkatkan kegairahan pegawai.
·
Meningkatkan disiplin pegawai.
·
Meningkatkan kesejahteraan pegawai.
·
Meningkatkan perestasi kerja pegawai.
·
Meningkatkan moral kerja pegawai.
·
Meningkatkan rasa tangunggjawab pegawai rehadap
tugas-tugas.
·
Meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
·
Memperbesar rasa tangungjawab pegaiwai terhadap
perusahaan.
·
Memperbesar partisipasipegawai terhadap
perusahaan.[6]
II.6. Teknik Motivasi
Ialah
kemampuan seseorang atau pemimpin secara konseptual atau pun dengan berbagai
sumber daya dan sarana dalam menciptakan situasi yang memungkinkan timbulnya
motivasi pada setiap bawahan ataupun
orang lain untuk berprilaku sesuai dengan tujuan organisasi.
Salah
satu faktor penting yang ada pada diri seorang pemimpin yang sangat berpengaruh
di dalam memotivasi bawahan, ialah kewibawaan pemimpin. Sehinggga berhasil
tidaknya di dalam memotivasi bawahan juga sangat dipengaruhi bagaimana pemimpin
di dalam menampilkan kewibawaannya terhadap bawahan.
Menurut Strauss dan
Sayles, ada lima macam teknik memotivasi, yaitu :
1. Dengan kekerasan ( The Strong Approach )
Dalam hal ini pemimpin lebih menekankan wewenang
yang dimillikinya. Bnetuk motivasinya :
·
Pemaksaan orang untuk bekerja dengan ancaman
·
Pemimpin harus menyebutkan setiap peraturan, dan
sebagainya
2.
Bersikap baik ( The be good Approach )
Pemimpin berusaha meningkatkan semangat bawahan
dengan memberikan kondisi kerja ynag baik, berbagai tunjangan, servis, gajih
yang tinggi dan sebgainya.
3.
Melalui perundingan secara implisit ( Implicit
bargaining )
Pada prakteknya melalui persetujuan antara atasan
dan bawahan terhadap hasil keja dengan imbalan yang akan diberikan oleh atasan.
4.
Melaui kompetisi ( competition )
Kompetesi merupakan sumber motivasi yang cukup,
setiap orang bergantung pada dirinya sendiri untuk melaksanakan pekerjaan
sebaik mungkin. Gaji, promosi diberikan kepada mereka yang bekerja sangat baik
sehinggga persaingan memenuhi pemuasan beberapa bentuk kebutuhan.
5.
Internalisasi ( Internalized motivation )
Dalam hal ini perlu diperhatikan :
a. Kepuasan kerja yang
internalisasi
b. Pentingnya kepuasan
sosial dalam pekerjaan
c. Gaya kepemimpinan
III. Kesimpulan
Jadi dapat
disimpulkan bahwa motivasi seseorang dipengaruhi oleh kebutuhan mereka
masing-masing. Baik kebutuhan internal ataupun kebutuhan eksternal mempengaruhi
motivasi seseorang dalam melakukan tugasnya. Bila seseorang sangat termotivasi
untuk melakukan tugas dan pekerjaannya maka ia akan melakukaannya dengan
sungguh sungguh sebaliknya apabila seseorang tidak mempunyai motivasi dalam
melakukan tugas atau pekerjaannya maka ia akan melakukannya dengan tidak
sungguh-sungguh. Maka dari itu kita sebagai calon seorang manager pendidikan
diharapkan dapat mengidentifikasi sedini mungkin kebutuhan karyawan, guru dan
peserta didik agar dapat memotivasi mereka untuk mengerjakan tugas
masing-masing sebaik mungkin. Bila seluruh karyawan, guru dan peserta didik sudah termotivasi
dengan baik diyakini bahwa organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik
dengan didukung juga oleh manejerial yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Introduction to management, John R. Schermerhorn, 10th
edition, John Wiley & Sons, Inc.
2. Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi,
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987
3. Abaraham H. Mislow, Motivasi dan
Kepribadian, Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo, 1993
4. Prof.Dr.H.Engkoswara,Mpd
Administrasi Pendidikan
[1] .
Hasibuan Malayu,’Manajemen Sumber Daya Manusia’,(Jakarta: Gunung Agung, 1996),
h. 183.
[3] Abaraham H. Mislow, Motivasi dan
Kepribadian, Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo, hal. 35
[4]
Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987,
hal. 194
[6] .
Hasibuan Malayu,’Manajemen Sumber Daya Manusia’,(Jakarta: Gunung Agung, 1996),
h. 169.
Pragmatic Play launches mobile casino in South Africa - JTHub
BalasHapusPragmatic Play has launched a mobile-first casino in South 구미 출장마사지 Africa and is expanding 공주 출장마사지 its reach in 이천 출장샵 the Jun 24, 이천 출장샵 2021 · Uploaded by 경주 출장샵 Pragmatic Play