Selasa, 21 Februari 2012

directing


DIRECTING (PENGARAHAN)

Menurut Dr.Rohiat, M.Pd, Directing atau pengarahan diperlukan agar kegiatan yang dilakukan oleh orang banyak pada waktu yang sama dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan terdapat pada jalur yang telah ditetapkan, tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dapat menimbulkan pemborosan.
Koontz dan O’Donnel (1976 : 449) mengemukakan : “Directing is the interpersonal aspect of managing by which subordinates are led to understand and contribute effectively and efficiently to attainment of enterprise objectives, directing involves guiding and leading subordinates.”
Koontz dan O’Donnel berpedapat bahwa melalui kegiatan pengarahan setiap orang dalam organisasi diajak atau dibujuk untuk memberikan kontribusinya melalui kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi. Pengarahan meliputi pemberian petunjuk/memberi gambaran tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan sehingga para manajer harus memotivasi staf dan personil organisasi agar secara sukarela mau melakukan kegiatan sebagai manifestasi rencana yang dibuat.
Pada hakikatnya pengarahan ini mengandung kegiatan motivasi (motivating). Kegiatan motivasi ini sebenarnya terdapat pada kegiatan directing sebagai sebuah fasilitas atau sarana melakukan pengarahan terhadap para personel dalam organisasi.
Menurut L.M.Samryn.,Ak.,MM, Fungsi pengarahan dan motivasi meliputi proses mobilitas mamusia dan sumber daya yang lain untuk melaksanakan rencana dan menjalankan operas rutin. Dengan adanya rencana yang ditetapkan maka langkah selanjutnya adalah mengarahkan dan memotivasi sumber daya manusia yang dilibatkan dalam pelaksanaan rencana dimaksud. Termasuk dalam aktivitas ini adalah mengorganisasikan sumber daya manusia yang tersedia sedemikian rupa dalam bentuk kelompok-kelompok kerja sehingga memungkinkan menjalankan tugasnya secara optimal.

Menurut James A.F. Stoner, dkk, Leading (memimpin) adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau seluruh organisasi. Memimpin itu meliputi mengarahkan, mempengaruhi, dan memotivasi karyawan untuk melaksanakan tugas yang penting. Hubungan dan waktu bersifat sentral untk kegiatan memimpin. Sebenarnya, memimpin menyentuh hubungan manajer dengan setiap orang yang bekerja dengan mereka. Para manajer memimpin untuk membujuk orang lain supaya mau bergabung dengan mereka dalam mengejar masa depan yang muncul dari langkah merencanakan dan mengorganisasikan. Dengan memciptakan yang tepat, manajer membantu para karyawannya untuk bekerja sebaik mungkin. Natalie Arderson memimpin, misalnya, ketika ia memuji Diane atas bantuannya dan mendorong Franco membuat desain iklan.
Di dalam aspek pengarahan ini akan timbul hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara lebih berdaya guna untuk mencapai tujuan. Oleh karenanya, disini manajer atau pimpinan dituntut untuk dapat berkomunikasi, memberikan petunjuk/nasihat, berpikir kreatif, berinisiatif, meingkatkan kualitas serta memberikan stimulasi kepada karyawan. Dengan demikian kegiatan pengarahan ini banyak menyangkut masalah pemberian motivasi kepada para anggota organisasi, kepemimpinan serta pengembangan komunikasi.
Menurut Dr.H.B Siswanto, M.Si, Pengarahan adalah suatu proses pembimbingan, pemberian petunjuk, dan intruksi kepada bawahan agar mereka bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Pengarahan berarti menentukan bagi bawahan tentang apa yang harus mereka kerjakan atau tidak boleh mereka kerjakan. Pengarahan mencakup berbagai proses operasi standar, pedoman, dan buku panduan, bahkan manajemen berdasarkan sasaran (management by objective). Pengarahan merupakan metode untuk menyalurkan perilaku bawahan dalam aktivitas tertentu dan menghindari aktivitas lain dengan menetapkan peraturan dan standar, kemudian memastikan bahwa peraturan tersebut dipatuhi. Jadi, pengarahan menentukan atau melarang jenis perilaku tertentu.

Tujuan pengarahan
1. Menjamin kontinuitas perencanaan
2. Membudayakan prosedur standar
3. Menghindari kemangkiran yang tidak berarti
4. Membina disiplin
5. Membina motivasi yang terarah

Menurut Soebagio Atmodiwirio , pengarahan merupakan proses pelaksanaan kerja nyata seorang bawahan yang dibimbing untuk mencapai tujuan umum.
Namun, fungsi penggerakan/pengarahan/directing adakalanya disamakan dengan fungsi motivasi. Menurut Prof.Dr.Oemar Hamalik, dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi proses dan keberhasilan program pelatihan. Hal ni diperlukan sehubungan dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab serta kewenangan tadi, sehingga terjadi peningkatan kegiatan personal, yang pada gilirannya diharapkan meningkatkan keberhasilan program ini.
Sedangkan, menurut T.Hani Handoko, fungsi pengarahan (leading) secara sederhana adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan gaya, kualitas, dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi, dan disiplin. Fungsi leading sering disebut dengan bermacam-macam nama, antara lain leading, directing, motivating, actuating atau lainnya.
Bila fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak menyangkut aspek-aspek abstrak proses manajemen, kegiatan pengarahan langsung menyangkut orang-orang dalam organisasi.

Dalam fungsi penggerakan, manajer memiliki deskripsi pekerjaan sebagai berikut :
1.    Memberi tahu dan menjelaskan tujuan kepada para bawahan.
2.    Mengelola dan mengajak ara bawahan untuk bekerja semaksimal mungkin.
3.    Membimbing bawahan untuk mencapai standar operasional (pelaksanaan).
4.    Mengembangkan bawahan guna merealisasikan kemungkinan sepenuhnya.
5.    Memberikan orang hak untuk mendengarkan.
6.    Memuji dan memberikan sanksi secara adil.
7.    Memberi hadiah melalui penghargaan dan pembayaran untuk pekerjaan yang diselesaikan dengan baik.
8.    Memperbaiki usaha penggerakan dipandang dari sudut hasil pengendalian.

Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :
1.  Prinsip mengarah kepada tujuan
2.  Prinsip keharmonisai dengan tujuan
3.  Prinsip kesatuan komando
Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip di atas.

Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
1. Orientasi
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
2. Perintah 
Merupakan permintaan dri pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
3. Delegasi wewenang
Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.





















DAFTAR PUSTAKA

Atmodiwirio, Soebagio. 2000. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta :
PT Ardadizya Jaya.

Dalimunthe, Ritha F. Keterikatan antar Penelitian Manajemen dengan
Pendidikan dan Pengembangan. 23 September 2011 pukul 16:39.
http://repository.usu.ac.id.

Hamalik, Oemar. 2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung :
PT.Remaja Rosdakarya.

Handoko, T.Hani. 2003. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta : BPFE.

Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah Teori dan Praktik. Bandung : PT Refika
Aditama.

Samryn, L.M. 2002. Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada.

Siswanto, HB. 2006. Pengantar Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.

Stoner, James A.F, dkk. 1996. Manajemen Jilid I Edisi Bahasa Indonesia.
Jakarta : PT. Prehallindo.

Sumarni, Murti dan John Soeprihanto. 2003. Pengantar Bisnis Edisi Ke
Lima. Yogyakarta : Liberty.

Syafaruddin. 2005. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta :
Ciputat Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar